<FONT FACE="arialnarrow" color="blue"> WELCOME TO MY BLOG The Great Country

Jumat, 26 Februari 2010

revisi cerpen

karya:A.Shidiq



UJIAN DI TANAH METROPOLITAN(REVISI)



Keringat menetes di sekujur tubuh Pak Parno yang sedang mengorek-ngorek sampah di megahnya ibukota.Matahari membakar kulit orang tua itu hingga gosong seperti sawo matang.Memang pekerjaan orang tua itu tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, ditambah utang yang menyekik lehernya walaupun demikian ,ia tatap berusaha sekuat tenaga .Pak Parno biasanya mendapatkan lima ribuan akan tetapi hari ini Pak Parno tidak beruntung karena hanya mendapat kan empat lembar lima ratus yang bergambar kera dan agak sobek.

Pak Parno pulang dengan wajah cemberut dan tidak punya semangat hidup.”bagaimana ini ,apa yang harus dimakan oleh keluargaku”,kata Parno dalam hati sambil melihat awan yang gelap yang segera akan hujan.Pak Parno masuk kerumah dengan langkah yang pelan-pelan.Didalam rumah terdengar suara orang makan .Parno lalu masuk dan terkejut ,ternyata saudaranya berkunjung dan memberikan makanan.

Orang tua itu bersyukur sekali karena telah diberi keringanan oleh Allah SAW yaitu diberikan makanan.”Pak, dapat berapa bapak bekerja?”,Tanya bu Anah istri Pak Parno.”Dapat seperti biasanya buk”,jawab Pak Parno dengan perasaan takut jika isterinya tahu bahwa dia hanya mendapatkan seribu perak.


☻☻☻☻☻☻☻☻

Hujan datang dengan derasnya ditemani petir yang menjilat indahnya ibu pertiwi ini,lebih menyeramkan lagi ketika cahaya hitam menyoroti gubug kecil itu.Terdengar dari gubug kecil itu, suara pohon tumbang yang digergaji dasyatnya petir biru. Angin berhembus begitu kencang menerobos sela-sela kayu gubug itu.Terlihat Pak Parno melamun dan melihat dua lembar uang limaratusan yang didapatkan siang tadi.”Apauang ini cukup untuk kehidupanku”,kata Pak Parno menangis dalam hati.

“Tes…tes…”,bunyi tetesan air yang jatuh dari atas genting yang pecah.Pak Parno terbangun karena terkena tetesan airt hujan. Pak Parno lalu Berdiri dan mengambil sucinya air wudlu dari pancuran sebuah kendi.”Ya Allah berilah hambamu ini jalan kemudahan”,kata doa Orang tua itu setelah melaksanakan sholat tahajud denga sarung yang ditambal-tambal.

☼☼☼☼☼☼☼☼

Sang surya menampakkan cahayanya yang terang benderang dan menghangatkan desa orang tua itu ,yang tak pernah terdengar di megahnya kotaa Jakarta.Pak Parno bersia-siap untuk mulung ,dulu Parno bekerja sebagai nelayan yang menangkap ikan di Sungai Ciliwung Pak Parno berhenti karena sungai itu sekarang sudah menghitam dan menyebarkan bau busuk yang menusuk hidung .Pak Parno berangkat setelah memakan hangatnya buah singkong pemberian saudaranya dan berpamitan kepata ank dan isterinya.

“Pak bawa uang yang banyak untuk beli mainan dan makanan”,kata salah satu anaknya.

“Ya doakan saja “,sambil berjalan tanpa alas kaki.

Dalam perjalanan Pak Parno harus melewati sungai agak besar dengan jembatan yang terbuat dari tiga potong bambu tanpa pegangan.”Krk.krk..”,bunyi bambu ketika diinjak oleh Pak Parno.Ia berjalan sangat hati karena jika ia tercebur maka ia tidak akan selamat. Tiba-tiba keseimbangannya goyah dan ia lalu memegang bambu itu denga sekuat tenaga.”Tolong-tolong…”,kata orangtua itu dengan suara yang keras akan tetapi tidak ada yang mendengarnya,karena tidak ada yang menolongnya akhirnya ia tidak kuat lagi dan terjatuh kealiran sungai yang deras.
Tubuh parno terseret arus yang sangat deras membawanya kesebuah desa.Untung sdaja tubuhnya tersangkut oleh ranting-ranting pohon,kemudian ada seorang warga dari desa tersebut yang melihatnya,lalu orang itu memanggil warga desa lain untuk menolong tubuh Parno yang tak berdaya dan membawanya ke rumah pak lurah.

“Ada apa ini “,kata pak lurah kepada warga desanya.

“Ini pak ada orang yang terseret arus dan tak sadarkan diri”,kata salah satu warga desa.

“Kalau begitu cepat bawa kedalam”,ucap pak lurah .

Setelah lama taksadarkan diri pak lurah merasa bingung,kemudian Anton putra pak lurah memberikan solusi untuk membawa tubuh Pak Parno ke rumah sakit.Pak lurah setuju kemudian memanggil warga desa untuk mengangkat Parno.

☺☺☺☺☺☺☺☺

Setelah waktu berlalu dengan cepatnya Pak Parno membuka matanya.”Anda sudah sadar pak”,ucap anton gembira.

“Dimana saya “,kata pak parno kebingungan .

“Tenang pak tenang”,kata anton mencoba menenangkannya.

“Tok..tok..tok..,assalamualaikum”,kata ayah anton membawa makanan.

“Waalaikumsalam”

Setelah Pak Parno makan ia lalu menceritakan semua kejadian yang terjadi.Pak Parno sangat kangen dengan keluarganya yang menantikannya membawa makanan akantetapi, ia harus harus terus dirumah sakit hingga keadaannya membaik.

Sementara itu keluarganya khawatir karena Pak Parno belum pulang juga sedangkan ,anak nya menunggu dengan rasa lapar .Bu Anah saangat bingung bagaimana cara memberi makan anaknya,ia teringat ketika malam lalu suaminya meletakkan sesuatu dibawah kasur,dia langsung membukanya dan menemukan dua lembar empat lembar lima ratusan,ia lalu segera membeli nasi bungkus ketoko.

“Bu, saya membeli nasi bungkus cepat ya”,kata Bu Anah denga nafas yang terengah-engah karena berlari.

“Ya tunggu sebentar”,kata Bu sarah pemilik warung.

“Ini buk nasinya “

“Oh ya terimakasih ini uangnya “

Buanah bertanya kepada penjual nasi itu temtang suaminya akan tetapi hasilnya tidak ada.Bu Anah segara pulang dan memberikan nai itu kepada ank-anaknya.


☼☼☼☼☼☼☼☼

Matahari kembali naik keatas dengan cahayanya yang memberi kesejahteraan semua makhluq hidup di bumi.Bu Anah terbangun dan suaminya belum pulang juga ia lalu bertanya kepada tetangganya tapi tidak ada yang tahu dimana suaminya ,ia lalu pulang dan terus menunggu suaminya himgga iaa datang.

Taklama kemudian terdengar suara mobil dari depan rumahnya ,ia kemudian berlari kencang untuk mobil siapa itu.Ternyata yang datang adalah suaminya dengan seseoarang yang ia tidak kenal.

Lalu Pak Parno dan pak lurah masuk ke gubug tua itu,Bu Anah bertanya kepada suaminya kenapa ia seperti ini lalu ia menceritakannya kepada isterinya.

“Terimakasih pak atas bantuannya”,kata Bu Anah

“Ya sama-sama,semua orang itu harus saling tolong-menolong”

Paklurah itu kemudian menawarkan pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhannya dan ia juga melunasi semua hutang Pak Parno.Pak Parno langsung sujaud syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan kemudahan .Sekarang Pak Parno tahu bahwa dibalik kesulitan itu ada hikmahnya.

3 komentar:

  1. tik wes apik, neng kok tulisane akeh sing salah. ocre bos?

    BalasHapus
  2. sdh dapat diperhitungkan didunia dan cerpennya good

    BalasHapus
  3. cerpennya dah bagoessssss...............

    BalasHapus